KOTABARU, kalimantanprime.com — Ratusan warga tumpah ruah memadati kawasan Ekowisata Hutan Meranti, Desa Sebelimbingan, Minggu (30/11/2025), dalam gelaran Grebeg Kampung yang menjadi puncak acara penutupan Meranti Putih Perform Art Festival (MP2AF) 2025. Tradisi budaya yang sarat makna historis dan spiritual ini kembali dihidupkan melalui festival seni yang memadukan kearifan lokal dengan pelestarian alam.
Wakil Bupati Kotabaru Syairi Mukhlis, S.Sos dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas terlaksananya tradisi Grebeg Kampung yang dinilai mampu memperkuat nilai kebersamaan masyarakat serta menjaga warisan budaya daerah.
“Kalau bisa tahun depan lebih besar lagi. Disinikan ada tiga desa — Megasari, Sebelimbingan, dan Gunungsari — biar jadi satu, ramai-ramai lebih besar lagi nanti acaranya,” ujar Syairi, mendorong kolaborasi lintas desa untuk penyelenggaraan tahun berikutnya.
Koordinator Lapangan, Kholil, menjelaskan bahwa Grebeg Kampung merupakan tradisi lama yang dikenal sebagai Grebeg Suro, dan tahun ini kembali diangkat melalui event MP2AF untuk menguatkan semangat gotong royong masyarakat.
“Tujuan utama grebeg kampung adalah untuk menyampaikan dan mewujudkan kebersamaan,” jelasnya.
Ciri khas ritual Grebeg Kampung ditandai dengan tumpeng hasil panen terbaik masyarakat, berisi sayuran hingga buah-buahan sebagai simbol rasa syukur atas keberlimpahan rezeki. Tumpeng yang telah didoakan menjadi rebutan warga karena dipercaya membawa berkah.
Selain prosesi budaya, kegiatan juga dirangkai dengan penanaman pohon dan pemeliharaan pohon ulin yang diinisiasi Lembaga Pelatihan Kursus Mitra Insan Prima (LPK MIP). Penanaman diawali langsung oleh Wakil Bupati sebagai bentuk komitmen menjaga kawasan hutan dan memperluas ruang hijau di Kotabaru.
Kegiatan ini diharapkan menjadi ikhtiar bersama agar pohon-pohon ulin yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan terhindar dari upaya perusakan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Acara Grebeg Kampung turut dihadiri berbagai unsur pemerintah dan masyarakat, di antaranya Wakil Ketua DPRD Kotabaru Awaludin, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Sonny Tua Halomoan, Pimpinan LPK MIP Noor Irfansyah, pelajar, tokoh masyarakat, serta warga dari berbagai desa.
Dengan perpaduan nilai budaya, semangat kebersamaan, dan kepedulian terhadap lingkungan, Grebeg Kampung di Hutan Meranti tidak hanya menjadi penutup MP2AF 2025, namun juga momentum memperkuat identitas budaya dan komitmen pelestarian alam Kotabaru.(San)
