Breaking News
Loading...

Aruh Bawanang, Tradisi Sakral Dayak Meratus di Lipun Bangkalaan Dayak


KOTABARU
, kalimantanprime.com – Warga Dusun Lipun, Desa Bangkalaan Dayak, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru, menggelar tradisi Aruh Bawanang, sebuah ritual adat suku Dayak Meratus yang dilaksanakan setelah musim panen. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari empat malam, dengan puncak acara digelar di Balai Adat Sarianjang, Minggu (7/9/2015), yang dihadiri seluruh warga dusun.

Rangkaian Aruh Bawanang diisi dengan ritual balian, tarian sakral yang dipimpin langsung oleh Kepala Adat Agil. Dalam tarian tersebut, para balian mengelilingi acak, hiasan bambu berornamen anyaman daun kelapa, yang diiringi tabuhan gendang khas Dayak Meratus dari kulit kijang.

Suasana sakral kian terasa saat prosesi penjalampahan, ketika Kepala Adat Agil membacakan mantra dan melakukan pemotongan ayam hitam sebagai wujud pemenuhan hajat kepada Sang Penguasa, sesuai kepercayaan adat Dayak Meratus.

“Aruh Bawanang ini merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen sekaligus warisan leluhur yang harus terus dijaga. Kami berharap pemerintah daerah juga memberi perhatian agar budaya ini tetap lestari,” ujar Agil.

Hal senada disampaikan Ketua RT 07, Idam. Menurutnya, selain Aruh Bawanang, masyarakat Dayak Meratus juga memiliki tradisi Aruh Bawadaian yang biasa dilaksanakan setelah musim tanam dan berlangsung selama dua hari dua malam.

“Budaya ini bukan sekadar ritual adat, tetapi juga perekat persaudaraan warga dan identitas suku Dayak Meratus yang harus dipertahankan,” tambahnya.

Dengan keunikan dan nilai luhur yang terkandung, Aruh Bawanang menjadi simbol rasa syukur, kearifan lokal, sekaligus kekayaan budaya yang memperkaya keragaman tradisi di Kabupaten Kotabaru.(San) 

Lebih baru Lebih lama