BATULICIN, kalimantanprime.com — Musisi sekaligus jurnalis asal Batulicin, Puja Mandela, resmi merilis ulang single “Rubrik Bencana”, sebuah balada folk bernuansa satir yang menyoroti isu ekologis, sosial, dan politik di Kalimantan Selatan.
Lagu ini sebelumnya hadir dalam album kompilasi Hikayat Tanah Koesan (2022), namun distribusinya sangat terbatas dan tidak tersedia di platform digital. Kini, versi terbaru “Rubrik Bencana” direkam di Beehive Home Studio Batulicin, milik Prima Yuda Prawira, yang juga bertindak sebagai produser.
Proses rekaman disebut berlangsung cepat—sekitar satu jam—karena Puja ingin mempertahankan nuansa mentah dan organik. “Vokal Bang Puja bahkan tidak diedit sama sekali,” ujar Yuda. Dalam rekaman ini, Puja memainkan gitar akustik dan harmonika.
Secara musikal, “Rubrik Bencana” mengusung gaya folk naratif yang sederhana namun menggigit. Petikan gitar akustik yang dibiarkan polos berpadu dengan harmonika yang menyayat, mengingatkan pada balada protes era 70-an. Liriknya mengalir seperti catatan harian—observasional, jujur, dan penuh satire—menyinggung banjir, kerusakan hutan, hingga figur-figur budaya yang mewarnai perjalanan kreatif Puja Mandela.
Sentuhan naratif tersebut membuat “Rubrik Bencana” terasa dekat dan personal, seolah pendengar diajak duduk di beranda mendengarkan seorang storyteller menggambarkan keadaan Kalimantan Selatan dengan humor pahit yang tetap apa adanya.
Artwork single ini digarap oleh Richy Petroza (Vokalis Primitive Monkey Noose), yang menggambarkan tiga versi diri Puja Mandela: dua terbelenggu tirani dan satu tampil bebas dengan gitar. “Lagu ini Puja Mandela banget,” komentar Richy, yang juga merupakan Dosen Komunikasi Fisipol.
Dalam liriknya, pria kelahiran Banjarmasin, 13 April 1989 itu menyebut sejumlah tokoh yang dekat dengan perjalanan kreatifnya, seperti budayawan Bambang Sucipto, akademisi Sainul Hermawan, doktor musik Sumasno Hadi, novelis Sandi Firly, dan Richy Petroza. Ia juga memberikan penghormatan khusus kepada almarhum YS. Agus Suseno, sastrawan yang dikenal lewat seruan “Save Meratus”.
Melalui “Rubrik Bencana”, jurnalis yang telah berkarya selama 15 tahun itu ingin mengingatkan publik pada banjir besar Kalimantan Selatan tahun 2021 yang berdampak pada lebih dari 600 ribu jiwa. Menurutnya, bencana tersebut merupakan buah dari kerakusan manusia. “Saya berharap bencana banjir seperti tahun 2021 tak terjadi lagi. Dan yang penting dari situ kita bisa belajar dan berpikir, kenapa bencana sebesar itu bisa terjadi,” ujarnya.
“Rubrik Bencana” menjadi single ketiga Puja Mandela sepanjang 2025, setelah “Lagu untuk Nada” dan “Cerita yang Lalu”. Lagu ini telah tersedia di Spotify, YouTube Music, iTunes, dan berbagai platform musik digital lainnya mulai 8 Desember 2025.(Rilis)
