![]() |
Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Stunting di Kabupaten Kotabaru. |
KOTABARU, kalimantanprime.com – Pemerintah Kabupaten Kotabaru menegaskan komitmennya dalam menurunkan angka stunting secara signifikan pada tahun 2025. Bertempat di Ball Room Hotel Grand Surya Kotabaru, Kamis (8/5/2025), atas nama Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Wakil Bupati Syairi Mukhlis, S.Sos memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting yang melibatkan lintas sektor, mulai dari unsur pemerintahan, mitra strategis, hingga dunia usaha.
Dalam pertemuan itu, Syairi mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Kotabaru saat ini berada di angka 20,1 persen. Ia menargetkan angka tersebut turun menjadi 18,8 persen pada akhir tahun 2025.
“Kalau tidak bisa menurunkan angka stunting, kita akan malu secara nasional. Dengan APBD Rp5 triliun dan posisi pendapatan per kapita tertinggi ketiga di Kalsel, seharusnya kita bisa,” tegas Syairi.
Syairi juga menekankan bahwa percepatan penurunan stunting bukan hanya tugas Dinas Kesehatan, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh pihak. Strategi yang diusulkan mencakup identifikasi kecamatan dan desa dengan prevalensi stunting tinggi, intervensi berdasarkan kondisi sosial-ekonomi seperti nelayan dan petani, serta pelibatan dunia usaha dalam program “Orang Tua Asuh”.
“Kita tidak hanya fokus pada bantuan makanan bergizi, tapi juga penguatan ekonomi keluarga jangka panjang,” tambahnya.
Rapat turut dihadiri oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Sofian, S.Sos, M.M. mewakili Kepala Perwakilan yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, Sofian menyoroti pentingnya sinergi antarinstansi dan menyampaikan bahwa Kalimantan Selatan mencatat penurunan prevalensi stunting sebesar 1,8 persen pada 2024. Meski demikian, target nasional sebesar 14 persen masih menjadi tantangan besar.
Ketua panitia, Mansyah, menyebutkan kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Perpres Nomor 72 Tahun 2021 serta Perda Kabupaten Kotabaru Nomor 2 Tahun 2024 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Ia juga menyoroti pentingnya pemanfaatan data akurat dari aplikasi SIGA dan PKK dalam menargetkan keluarga berisiko stunting.
Pemkab Kotabaru optimistis program ini bisa dijalankan secara menyeluruh hingga ke tingkat desa, terutama dengan dukungan Dana Desa yang optimal.
“Kami optimis, target 18,8 persen di tahun 2025 akan tercapai. InsyaAllah,” pungkas Wabup Syairi. (San)